Senin, 17 Desember 2007

DBD 'Serang' Kota Painan

PAINAN-Demam Berdarah Denque (DBD) menyerang Painan Pessel. Dalam bulan Desember 2007, sedikitnya 22 orang terjangkit. Kendati tidak ada korban jiwa, 8 pasien masih dirawat insentif dirawat di RSUD M Zein Painan.

Direktur RSUD M Zein Painan melalui Kasi Pelayanan Drg Asrul membenarkan perihal ini kepada wartawan, Senin (17/12). " 80 persen diantaranya justru anak - anak dibawah umur 12 tahun," katanya. Disebutkan Asrul, pasien yang berobat ke sini paling banyak merupakan warga Painan.

Dari pengamatan wartawan, sejumlah pasien dirawat terpisah. Sebagian terbaring lemah dibangsal anak, separohnya lagi dirawat di ruang lain (VIP). " Ini memang disengaja. Soalnya, kalau dirawat satu ruangan dengan pasien sama (anak-anak), nantinya justru bisa lebih lama sembuh. Sidrom (kecemasan) melihat kawan sesama terjangkit merupakan salah satu penyebab," kata Jack (40), salah seorang orangtua pasien yang ditemui di RSUD M Zein Painan, Minggu malam.

Dijelaskan Jack, anaknya (Satria 9 th) diketahui terjangkit 3 hari lalu. Sebelumnya, anaknya cuma terlihat lemah. Dan menyebut kalau badannya terasa dingin. Herannya sewaktu diraba, suhu badan terasa sangat panas. Tak pelak, buah hatinya tadi segera dibawa ke dokter. "Dokter pun menyebut kalau panas tadi merupakan gejala awal demam berdarah," tuturnya cemas.

Fogging Bukan Solusi

Kepala Dinas Kesehatan Pessel, dr Mirsal Basyar menyebut, pihaknya telah melakukan fogging (penyemprotan) di Kota Painan. Sebagian daerah (dianggap endemis) disemprot oleh tim dinas kesehatan." Penyakit ini merupakan penyakit musiman. Terutama pada musim hujan. Air tergenang merupakan salah satu tempat bertelurnya Nyamuk Aedes Aegypti (si kaki belang)," ujarnya.

Nyamuk ini, tambah Mirsal, hidup dan berkembang biak pada tempat-tempat penampungan air bersih yang tidak berhubungan langsung dengan tanah. Seperti : bak mandi/wc , minuman burung, air tempayan/gentong, kaleng dan ban bekas, dan lainnya. Perkembangan hidup nyamuk ini dari telur hingga dewasa memerlukan waktu sekitar 10-12 hari. Nyamuk betina; menggigit dan menghisap darah untuk mematangkan telurnya. Tempat istirahat yang disukai lainnya; benda-benda yang tergantung di dalam rumah. Seperti gorden, kelambu, baju/pakaian di kamar yang gelap dan lembab.

" Fogging bukanlah solusi. Pemberantasan justru diharapkan dari masyarakat sendiri. Terutama meningkatkan prilaku menjaga kebersihan lingkungannya. Bersihkan bak mandi dan lokasi bertelurnya nyamuk berkaki belang tersebut. Sebab, fogging yang terlalu sering justru bereffek jelek (keracunan) ke penghuni rumah," terang Mirsal.

Untuk diketahui, Sumbar tergolong daerah "merah" demam berdarah. Salah seorang anggota Tim Kelompok Kerja (Pokja Khusus Pemberantasan DBD), H Syamsir BA. Lelaki paruh baya yang juga merupakan anggota Komisi IV DPRD Sumbar ini menyebut ada 5 Kabupaten/Kota yang dikategorikan Endemis (posmetro padang Minggu 5 Agustus 2007).

Diantaranya: Kota Padang, Kabupaten Pesisir Selatan, Kabupaten Padangpariaman, Kota Bukittinggi dan Kota Pariaman. Korban meninggal 13 orang (12 di Padang dan 1 Dharmasraya). Khusus Pesisir Selatan, hingga Agustus 2007 terjadi 16 kasus.

Tidak ada komentar: